Langsung ke konten utama

Balada Jadi Sarjana, Ya Mulai Dari 0

( foto: pixabay) Tulisan ini didedikasikan untuk diri sendiri yang setelah 5 tahun akhirnya tamat juga alias lulus alias sarjana aka pengangguran baru yang dengan segera siap mengembara mencari kerja. Pengen bilang aja ternyata jadi fresh graduate itu banyak sensasinya, perlahan tapi pasti pikiran mulai mumet mikirin kehidupan selanjutnya. Bukannya dulu langkah ke depan tidak dipikirkan sama sekali, semisal setelah lulus ini mau kemana, jadi apa dan segala macamnya. Itu malah sudah jadi isu yang magerin kepala sampai dibawa kemana-mana. (foto: pixabay) Cuma ya gitu, multitasking kayaknya beneran mitos. Mikirin dua hal lebih dalam satu waktu itu ternyata bukan saya, wkwk. Efeknya kepala jadi kayak ketiban beras sekarung. Berat. Bukannya fokus dan menyelesaikan masalah, yang ada justru kepala jadi pusing hampir tujuh keliling. Sadar tidak sadar usut punya usut setelah di resume ini petanda kalau saya harus reset dan mulai dari 0. Menuju langkah baru di dunia yang baru, dunia setelah s

Apakah Semua Printed Media Sama?



Media cetak memiliki empat unsur yakni, tipografi, image/gambar, warna, dan layout. Unsur-unsur ini memberikan gambaran dan arti tersendiri bagi media cetak. Ketika pembaca membaca media cetak unsur-unsur yang terdapat didalam media cetak memberikan kesan dan makna kepada para pembaca. Masing-masing media cetak seperti buku teks, novel, koran, dan majalah mempunyai tata cara penggunaan unsur-unsur yang berbeda antara satu dan lainnya yang menjadi pembeda tersendiri bagi para pembaca. Setiap media cetak memiliki karakter yang mencirikan media itu sendiri dengan tujuan tertentu.

Unsur-unsur Printed Media

Tipografi. Tipografi sendiri adalah seni tentang aturan atau tata cara penggunaan huruf, kata, paragraf pada ruang – ruang yang tersedia untuk menciptakan kesan – kesan tertentu sehingga dapat menolong para pembaca agar lebih nyaman dan maksimal dalam membaca suatu tulisan. Secara umum ada tiga jenis huruf tipografi yang biasa digunakan dalam suatu tulisan, yaitu Serif (berkaki), Sans Serif (Tidak berkaki), dan Script.

Image/Gambar. Unsur gambar pada desain media cetak memperkuat informasi tulisan. Tampilan visual cenderung lebih disukai banyak orang karena melalui gambar yang ada, pembaca merasa terlibat dalam suatu cerita atau kisah tertentu.

Color (Warna). Dalam desain, warna merupakan unsur yang sangat penting karena warna bisa menjadi alat untuk berekpresi. Dua unsur yang sangat penting untuk menikmati warna adalah cahaya dan mata. Ada tiga jenis warna, yaitu warna primer, sekunder, dan tersier.

Layout (Tata letak). Layout merupakan usaha untuk menata, menyusun unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi grafis (teks, gambar, shape).
Nah, berikut akan kita bahas apa saja yang membedakan media cetak (buku teks, novel, koran, dan majalah) berdasarkan empat unsur media printed :)

1. Buku teks dan novel

Dalam buku teks dan novel terdapat perbedaan yang cukup kasat mata. Dari unsur tipografi, buku teks lebih menunjukkan suatu hal yang agak kaku dan ilmiah. Hal ini karena buku teks biasanya digunakan untuk pendidikan. Jadi lebih menggunakan jenis huruf tipografi Serif (berkaki) yang melambangkan ketegasan. Sementara Novel, unsur tipografi yang digunakan lebih santai dan beragam sesuai dengan jenis atau novel yang ditulis. Untuk unsur image/gambar, jika dilihat dari covernya buku teks mempunyai gambar yang agak kaku, biasanya berupa foto yang langsung menyambar kan isi dari buku, sehingga pembaca tidak butuh waktu lama untuk berpikir menafsirkan buku. Hal ini tentunya berbeda dengan novel yang menonjolkan visual yang berkualitas tinggi dan cenderung abstrak untuk menggambarkan isi cerita. Sementara untuk unsur Color (Warna), buku teks menggunakan warna-warna utama (primer) dan novel menggunakan lebih menggunakan warna-warna sekunder. Jika dilihat dari unsur Layout, buku teks lebih sederhana dibandingkan dengan novel.

2. Koran lokal dan nasional

Dalam penulisan koran dan nasional tidak ada perbedaan unsur-unsur yang terlalu mencolok. Untuk koran biasanya menggunakan jenis huruf tipografi Serif (berkaki), seperti huruf Times New Roman, Georgia, Book Antiqua, dan Garamond dimana huruf ini memiliki kesan tegas dan mewah. Hal ini karena hal yang disampaikan dalam koran adalah laporan berita yang merupakan karya jurnalistik dengan tujuan memberikan informasi kepada masyarakat. Begitupun dengan unsur-unsur lain seperti warna, gambar, dan layout tidak ada perbedaan yang signifikan. Semuanya dikembalikan kepada perusahaan berkaitan. Hal yang membedakan koran lokal dan nasional terdapat pada regional wilayah saja. Koran lokal di suatu wilayah tertentu sementara koran nasional mempunyai cakupan wilayah yang luas.

3. Magazine

Magazine atau majalah jika dilihat dari unsur tipografi juga cenderung menggunakan jenis huruf tipografi Serif (Berkaki) untuk memunculkan kesan mewah. Biasanya jenis huruf yang berkaki juga lebih mudah dibaca dan diingat. Selain itu sesekali juga menggunakan jenis huruf San Serif (Tidak berkaki) yang mempunyai kesan simple dan profesional. Untuk unsur gambar, diantara media cetak lainnya majalah memiliki kualitas visual paling tinggi. Unsur warna pada majalah lebih bervariasi, warna-warna primer, sekunder, dan tersier biasanya juga digunakan sekaligus. Untuk unsur Layout, Majalah mempunyai tata letak yang menarik perhatian karena biasanya digunakan untuk promosi suatu produk, barang, ataupun jasa. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnalisme sebagai forum publik

SEMBILAN ELEMEN JURNALISME   Apa itu jurnalisme ? Menurut Kris Budiman, jurnalisme (journalistik, Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran berita tertentu.   Secara etimologi jurnalistik berasal dari kata jour (prancis) yang berarti catatan atau laporan harian. Dalam jurnalisme ada elemen-elemen penting yang harus dipahami oleh seorang jurnalis. berikut ini kesembilan elemen tersebut : 1.       Kebenaran : prinsip pertama dan paling membingungkan Berita merupakan materi yang digunakan oleh masyarakat untuk mempelajari dan berpikir tentang dunia di luar mereka karena berita menyatakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat. Kualitas terpenting sebuah berita adalah dapat digunakan dan diandalkan. Oleh karenanya, kebenaran akan menciptakan rasa aman yang tumbuh dari kesadaran masyarakat tsb. Kebenaran menerangi fakta-fakta tersembunyi dalam s

Profil Narasi

"Si Penyuka Film" Atik Risalah Matondang, Lahir di Padang, 10 Mei 1998. Bertempat tinggal di jalan Adi Negoro, Kayu Kalek, Padang. Atik atau yang sekarang lebih akrab dipanggil Risa ini adalah alumni SMA 7 Padang. Ia adalah anak ke empat dari tujuh bersaudara. Dari namanya banyak yang mengira ia berasal dari Medan. Ini senada dengan pengalamannya di waktu SD. Banyak teman-temannya yang mengira dirinya adalah seorang Batak dari Matondang yang ada di belakang namanya. Padahal, putri dari Bapak Bajora Matondang dan Ibu Uliyana ini adalah seorang Mandailing, Pasaman yang lahir di Padang. Hobinya adalah membaca novel, menonton, dan main gitar. Saat ini, ia tercatat sebagai mahasiswa baru Jurusan Ilmu Komunikasi (IKOM), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Andalas, Padang.  Di SMA, Risa tergabung sebagai anggota Pasukan Khusus (PASKUS). Dari Paskus, ia mendapatkan pengalaman berorganisasi. Bersama teamnya ia pernah beberapa kali ikut perlombaan mewakili se

Balada Jadi Sarjana, Ya Mulai Dari 0

( foto: pixabay) Tulisan ini didedikasikan untuk diri sendiri yang setelah 5 tahun akhirnya tamat juga alias lulus alias sarjana aka pengangguran baru yang dengan segera siap mengembara mencari kerja. Pengen bilang aja ternyata jadi fresh graduate itu banyak sensasinya, perlahan tapi pasti pikiran mulai mumet mikirin kehidupan selanjutnya. Bukannya dulu langkah ke depan tidak dipikirkan sama sekali, semisal setelah lulus ini mau kemana, jadi apa dan segala macamnya. Itu malah sudah jadi isu yang magerin kepala sampai dibawa kemana-mana. (foto: pixabay) Cuma ya gitu, multitasking kayaknya beneran mitos. Mikirin dua hal lebih dalam satu waktu itu ternyata bukan saya, wkwk. Efeknya kepala jadi kayak ketiban beras sekarung. Berat. Bukannya fokus dan menyelesaikan masalah, yang ada justru kepala jadi pusing hampir tujuh keliling. Sadar tidak sadar usut punya usut setelah di resume ini petanda kalau saya harus reset dan mulai dari 0. Menuju langkah baru di dunia yang baru, dunia setelah s