Langsung ke konten utama

Balada Jadi Sarjana, Ya Mulai Dari 0

( foto: pixabay) Tulisan ini didedikasikan untuk diri sendiri yang setelah 5 tahun akhirnya tamat juga alias lulus alias sarjana aka pengangguran baru yang dengan segera siap mengembara mencari kerja. Pengen bilang aja ternyata jadi fresh graduate itu banyak sensasinya, perlahan tapi pasti pikiran mulai mumet mikirin kehidupan selanjutnya. Bukannya dulu langkah ke depan tidak dipikirkan sama sekali, semisal setelah lulus ini mau kemana, jadi apa dan segala macamnya. Itu malah sudah jadi isu yang magerin kepala sampai dibawa kemana-mana. (foto: pixabay) Cuma ya gitu, multitasking kayaknya beneran mitos. Mikirin dua hal lebih dalam satu waktu itu ternyata bukan saya, wkwk. Efeknya kepala jadi kayak ketiban beras sekarung. Berat. Bukannya fokus dan menyelesaikan masalah, yang ada justru kepala jadi pusing hampir tujuh keliling. Sadar tidak sadar usut punya usut setelah di resume ini petanda kalau saya harus reset dan mulai dari 0. Menuju langkah baru di dunia yang baru, dunia setelah s...

Istimewanya Media Cetak

Media Cetak Masih Bertahan Hingga Sekarang Ini


Hai sahabat milenials, nah di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, semakin banyak tersedianya media-media sebagai sumber informasi, media baru contohnya. Namun, di tengah kemajuan ini media cetak seperti koran, majalah dan buku teks tidak lekang dimakan waktu loh. Media cetak ini masih terus eksis dan masih dicari oleh para pengguna setianya yang ingin mendapatkan informasi dari media cetak. Kira-kira apa ya yang menyebabkan kenapa media cetak masih bisa bertahan sampai detik ini.

Media cetak merupakan media tertua yang ada dimuka bumi. Media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta Diuna dan Acta Senatus dikerajaan romawi, kemudian berkembang pesat setelah Johanes Guttenberg menemukan mesin cetak hingga kini sudah beragam bentuknya, seperti surat kabar, tabloid, dan majalah. Media cetak adalah segala barang cetak yang dipergunakan sebagai sarana penyampaian pesan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.

Media cetak mampu dan dapat bertahan di tengah populernya media-media baru tidak lepas dari kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media cetak yang tidak dimiliki oleh media baru. Berikut beberapa kelebihan yang dimiliki media cetak yang membuatnya bertahan hingga sekarang:

1. Sifatnya yang repeatable

Media cetak dapat dibaca berkali-kali sehingga para pembaca yang ingin membacanya di lain hari dapat menyimpannya. Pembaca dapat melihat dan membaca kembali informasi yang diinginkan secara berulang-ulang.

2. Informasinya lebih dalam dan kompleks

Di media cetak, informasi yang disediakan lebih banyak dan disertai dengan gambar atau foto yang memperkuat dan memperjelas informasi yang disampaikan. Informasi surat kabar harian misalnya, diterima pembaca setiap hari sehingga informasi diperoleh terus secara berkesinambungan. Informasi yang disampaikan surat kabar lebih lengkap dibanding radio dan televisi.

3. Pembaca dapat melakukan analisis

Pembaca tidak dibatasi apapun saat membaca media cetak. Hal ini membuat pembaca dapat mengulang membaca informasi dan melakukan analisis lebih tajam terhadap suatu isi berita. Hal ini membuat pembaca lebih mengerti dan paham secara spesifik mengenai tulisan atau isi sebuah berita.

4. Harganya yang murah dan terjangkau

Harganya yang ekonomis membuat siapa saja dapat dengan mudah mendapatkan media cetak. Hal ini membuat semua kalangan bisa memperoleh informasi terkini dengan mudah dan juga murah.

Nah, sekian pembahasan kali ini mengenai mengapa media cetak masih bertahan hingga sekarang dan tidak kehilangan peminat walaupun bersanding dengan media baru.


Terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Balada Jadi Sarjana, Ya Mulai Dari 0

( foto: pixabay) Tulisan ini didedikasikan untuk diri sendiri yang setelah 5 tahun akhirnya tamat juga alias lulus alias sarjana aka pengangguran baru yang dengan segera siap mengembara mencari kerja. Pengen bilang aja ternyata jadi fresh graduate itu banyak sensasinya, perlahan tapi pasti pikiran mulai mumet mikirin kehidupan selanjutnya. Bukannya dulu langkah ke depan tidak dipikirkan sama sekali, semisal setelah lulus ini mau kemana, jadi apa dan segala macamnya. Itu malah sudah jadi isu yang magerin kepala sampai dibawa kemana-mana. (foto: pixabay) Cuma ya gitu, multitasking kayaknya beneran mitos. Mikirin dua hal lebih dalam satu waktu itu ternyata bukan saya, wkwk. Efeknya kepala jadi kayak ketiban beras sekarung. Berat. Bukannya fokus dan menyelesaikan masalah, yang ada justru kepala jadi pusing hampir tujuh keliling. Sadar tidak sadar usut punya usut setelah di resume ini petanda kalau saya harus reset dan mulai dari 0. Menuju langkah baru di dunia yang baru, dunia setelah s...

Ngomongin. Ibu Kota Pindah?

(foto: pixabay) Hello millenials. Oh iyaa, sebagai generasi yang tumbuh di era teknologi digital, perkembangan informasi terkini pasti kamu-kamu update kan. Rugi banget kalau enggak! Belum gaul dan pintar sih namanya.  Bahkan kegiatan mengakses informasi bisa dilakukan di mana saja dan kapan pun. Rugi sekali kalau sebagai generasi yang native digital belum gaul dan pintar dalam memanfaatkan jejaring internet. Udah tau isu pemindahan ibu kota negara Indonesia dong?  Nah, pada 29 Maret 2019 lalu dalam suatu rapat terbatas di Istana negara, Presiden Jokowi memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota negara ke luar pulau Jawa. Tentunya pemindahan Ibu Kota bukanlah kebijakan sembarangan. Harus melalui proses pelik sedemikian rupa. Salah-salah malah hanya menghasilkan salah 'Kebijakan'. Gimana nih, reaksi kamu pas tahu kalau Ibu Kota bakalan dipindah. Ikut-ikutan dipihak yang setuju, setuju banget apa nolak dengan keputusan ini. Hmmm wajar-wajar saja sih..mau dimanapun pe...

Feature

Derap Langkah Nurlaini “anak” Gunung Manahan Hidup adalah sebuah pilihan. Berapun usia yang kita miliki, segala hal yang sudah kita pilih akan menentukan tujuan kita berikutnya. Bahkan, ketika kita tidak memilih,  itu juga dianggap sebagai sebuah pilihan. Mendengar kata  gunung Manahan, mungkin terdengar asing bagi kebanyakan orang. Banyak dari kita yang mungkin akan bertanya-tanya dimanakah daerahnya? Disanalah Nurlani atau yang akrab di sapa laini ini tinggal tepatnya di jorong VII gunung Manahan, Nagari Koto Nopan, Kecamatan Rao Utara, Kabupaten Pasaman, Provinsi sumatera barat. Hutannya yang masih Asri, dengan tumbuhan-tumbuhan hijau yang masih terjaga keelokkannya  menjadikan daerah ini memiliki udara yang sejuk dan terasa dingin di kulit. Disana, juga Banyak satwa yang masih berkeliaran dengan bebas di alam terbuka. Seperti, monyet yang akan dijumpai jika kita melewati sepanjang jalan menuju Jorong VII gunung Manahan. Nurlaini, anak dari Asn...