Langsung ke konten utama

Balada Jadi Sarjana, Ya Mulai Dari 0

( foto: pixabay) Tulisan ini didedikasikan untuk diri sendiri yang setelah 5 tahun akhirnya tamat juga alias lulus alias sarjana aka pengangguran baru yang dengan segera siap mengembara mencari kerja. Pengen bilang aja ternyata jadi fresh graduate itu banyak sensasinya, perlahan tapi pasti pikiran mulai mumet mikirin kehidupan selanjutnya. Bukannya dulu langkah ke depan tidak dipikirkan sama sekali, semisal setelah lulus ini mau kemana, jadi apa dan segala macamnya. Itu malah sudah jadi isu yang magerin kepala sampai dibawa kemana-mana. (foto: pixabay) Cuma ya gitu, multitasking kayaknya beneran mitos. Mikirin dua hal lebih dalam satu waktu itu ternyata bukan saya, wkwk. Efeknya kepala jadi kayak ketiban beras sekarung. Berat. Bukannya fokus dan menyelesaikan masalah, yang ada justru kepala jadi pusing hampir tujuh keliling. Sadar tidak sadar usut punya usut setelah di resume ini petanda kalau saya harus reset dan mulai dari 0. Menuju langkah baru di dunia yang baru, dunia setelah s...

Puisi Untuk Diri


"Berjuang"


Detik berlalu tanpa hirau
Hari berganti lewati siang dan malam
Hujan dan panas silih berganti
Datang dan pergi tanpa hirau
Manusia berubah jua
Datang dan pergi
Muda lalu berupa tua

Harapan terpatri di hati
Jauh badan dari nagari
Menjauhi zona kembali
Pergi dan kembali
Mengharap pujian sang ilahi

Hai! Berjumpa lagi di hari ke-12. Oh iya, aku rasa kalimat yang kurang lebih bunyinya seperti ini "Lihatlah ke bawah, jangan selalu lihat ke atas", itu sangat bermanfaat bagi mental kita. Sangat banyak benarnya. Terkadang kita mudah terpengaruh dengan hidupnya orang lain. Padahal kita punya cerita masing-masing tentang hidup.

Dalam banyak hal, terkadang kita dibolehkan saja terpengaruh. Tapi terpengaruh dengan hal-hal penting dan tentunya positif. Walaupun demikian, seringnya malah terpengaruh dengan hal yang negatif. Misalnya, terpengaruh perkataan buruk orang lain, hinaan, sindiran, hingga bully-an. Sangat banyak korban. Hal-hal buruk nyatanya lebih menukik dan menghujam.

Saat ini sadar atau tidak, sungguh banyak orang yang mencoba berjuang. Tidak hanya berjuang melawan diri sendiri tapi juga dari orang lain. Bergelut dengan pemikiran logis dan harapan yang coba diwujudkan. Ada-ada saja hal selalu membuat jatuh. Ya itu tadi, dari diri sendiri dan orang lain.

Semoga untuk kamu dan kita para pejuang yang sedang berjuang tetaplah gigih. Seberat apapun berjuang melawan orang lain, mengalahkan diri sendiri selalu menjadi kunci kalau kita berhak menang. Ingat saja tujuan baik beserta orang-orang baik yang selalu ada dan menunggu kita.

Hello! Jangan heran yaa karena aku menyapa kalian dengan hari ke 12. Tulisan ku yang di atas adalah salah satu tulisan ku di #Challenge 30 Hari Bercerita, hihii.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnalisme sebagai forum publik

SEMBILAN ELEMEN JURNALISME   Apa itu jurnalisme ? Menurut Kris Budiman, jurnalisme (journalistik, Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran berita tertentu.   Secara etimologi jurnalistik berasal dari kata jour (prancis) yang berarti catatan atau laporan harian. Dalam jurnalisme ada elemen-elemen penting yang harus dipahami oleh seorang jurnalis. berikut ini kesembilan elemen tersebut : 1.       Kebenaran : prinsip pertama dan paling membingungkan Berita merupakan materi yang digunakan oleh masyarakat untuk mempelajari dan berpikir tentang dunia di luar mereka karena berita menyatakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat. Kualitas terpenting sebuah berita adalah dapat digunakan dan diandalkan. Oleh karenanya, kebenaran akan menciptakan rasa aman yang tumbuh dari kesadaran masyarakat tsb. Kebenaran meneran...

Balada Jadi Sarjana, Ya Mulai Dari 0

( foto: pixabay) Tulisan ini didedikasikan untuk diri sendiri yang setelah 5 tahun akhirnya tamat juga alias lulus alias sarjana aka pengangguran baru yang dengan segera siap mengembara mencari kerja. Pengen bilang aja ternyata jadi fresh graduate itu banyak sensasinya, perlahan tapi pasti pikiran mulai mumet mikirin kehidupan selanjutnya. Bukannya dulu langkah ke depan tidak dipikirkan sama sekali, semisal setelah lulus ini mau kemana, jadi apa dan segala macamnya. Itu malah sudah jadi isu yang magerin kepala sampai dibawa kemana-mana. (foto: pixabay) Cuma ya gitu, multitasking kayaknya beneran mitos. Mikirin dua hal lebih dalam satu waktu itu ternyata bukan saya, wkwk. Efeknya kepala jadi kayak ketiban beras sekarung. Berat. Bukannya fokus dan menyelesaikan masalah, yang ada justru kepala jadi pusing hampir tujuh keliling. Sadar tidak sadar usut punya usut setelah di resume ini petanda kalau saya harus reset dan mulai dari 0. Menuju langkah baru di dunia yang baru, dunia setelah s...

Ngomongin. Ibu Kota Pindah?

(foto: pixabay) Hello millenials. Oh iyaa, sebagai generasi yang tumbuh di era teknologi digital, perkembangan informasi terkini pasti kamu-kamu update kan. Rugi banget kalau enggak! Belum gaul dan pintar sih namanya.  Bahkan kegiatan mengakses informasi bisa dilakukan di mana saja dan kapan pun. Rugi sekali kalau sebagai generasi yang native digital belum gaul dan pintar dalam memanfaatkan jejaring internet. Udah tau isu pemindahan ibu kota negara Indonesia dong?  Nah, pada 29 Maret 2019 lalu dalam suatu rapat terbatas di Istana negara, Presiden Jokowi memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota negara ke luar pulau Jawa. Tentunya pemindahan Ibu Kota bukanlah kebijakan sembarangan. Harus melalui proses pelik sedemikian rupa. Salah-salah malah hanya menghasilkan salah 'Kebijakan'. Gimana nih, reaksi kamu pas tahu kalau Ibu Kota bakalan dipindah. Ikut-ikutan dipihak yang setuju, setuju banget apa nolak dengan keputusan ini. Hmmm wajar-wajar saja sih..mau dimanapun pe...